Postingan

Asing dan Hilang

Kita pernah mengukir tawa, memecah sore yang biasa saja. Kita pernah saling terbawa dalam perasaan tak terduga. Kita pernah bersama dalam jangka Kita pernah saling mengagumi, walau itu hanya sebuah "pernah" Bukan lagi aku wanita yang kamu tunggu. Bukan lagi aku wanita yang kamu harap. Tapi, masih kamu pria yang aku nantikan Masih kamu, pria yang aku panjatkan Kini, kabarmu telah hilang Bersama untaian kata-kata manismu Kini, sosokmu telah asing Asing dan enggan aku nikmati bayangnya. Kamu perlahan hilang setelah datang tanpa sapaan Kamu perlahan asing setelah kita bersama terlalu sering.

Satu yang Berbeda

hari ini adalah 1. Tepat di angka itu, adalah hari dimana aku pertama kali jatuh hati. dan terus bertambah lagi rasa itu setiap harinya. Kali ini 1 di bulan november yang berbeda dari beberapa tahun yang telah terlewati bersama. hari ini, novemberku, aku peringati sendiri. Boleh saja kan? Aku memperingatinya hanya untuk mengenangnya, bukan untuk mengulanginya. Tak terbesit keinginan sedikitpun untuk mengulang hal-hal yang menyakitkan, dikenang dan diambil pelajarannya saja. Sudah cukup. Kali ini, 1ku terasa berbeda. Bukan karena kamu yang sudah bersama orang lain. Tapi hatiku sudah berbeda. Tak lagi menggebu ketika bertemu 1. Hanya saja ada desir yang sebelumnya tak pernah kurasa saat bersamamu dulu. Kesendirian. Kali ini, aku sendiri. Sejak kita memutuskan untuk berbeda arah, saat itu juga aku memutuskan untuk mengistirahatkan hati dan akal sehatku yang telah lama terbelenggu asmara. bisikan pikiran-pikiran ambisi dan aku selalu berhasil mengalahkannya. Kini, mulai ha

Kehilangan Sebelum Memiliki

Teruntuk kamu, kemustahilan yang selalu aku harapkan. Sempat aku merasa bahwa akulah wanita beruntung. Namun pada akhirnya fasenya akan sama. Datang, nyaman, dan menghilang. Ini bukan salahmu, salahku yang tak bisa mengendalikan perasaanku. Aku terlalu antusias berada di dekatmu, aku terlalu tamak ingin memilikimu. Bahkan, aku terlalu egois untuk menghiraukan logika dan posisiku di kehidupanmu. Aku jatuh hati padamu pada kesan pertama, bukan pandangan pertama. aku jatuh hati dengan caramu berfikir, caramu menanggapi celotehku, caramu mencairkan suasana, dan semua yang berkaitan dengan uniknya dirimu. Saat itu aku mulai mengagumimu untuk pertama kali. Kau pernah bilang, mengenalku, bukan suatu kesalahan. saat itu aku tersenyum bangga, dan aku menjawab dalam hati "kau tau? mengenalmu pun adalah pencapaian dan syukurku." kamu bahkan tak tau, betapa aku berusaha menolak rasa yang datang, yang selalu berperang melawan logika. Hatiku ingin terus lari padamu, l

BERHENTILAH

berhentilah, Tuan berhentilah memberi cinta berhentilah menebarkan pesona berhentilah memberi kenyamanan rasa saat aku ingin kamu berhenti, berhentilah pada titik tertepat berjanjilah untuk tidak melanjutkan lara berjanjilah untuk tidak menebar luka berhentilah menganggap kamu ini biasa kamu ini keluarbiasaan yang tak bisa ku elakkan. maka pahamilah, akupun butuh jeda, untuk bisa merelakan dirimu yang istimewa. aku pernah bertahan membangun senyum di pagi buta untuk semangatmu, untuk harimu yang indah. aku pernah menantimu berbicara, ternyata tak semerdu yang kuduga. sepertinya bosan telah merajammu kau menjadi asing dan perlahan menghilang.

BERANJAK

dewasa adalah pilihan. tua adalah kepastian begitu kata orang-orang. bagiku, tua hanyalah masa, dan dewasa adalah perjalanan. tentang bagaimana cara mencari jati diri, menemukannya, dan melanjutkan kisah yang bermakna. tentang bagaimana kita mewujudkan mimpi, tentang bagaimana kita menjamah perkara tinggi, tentang bagaimana kita mengolah materi, mengolah isi hati, dan emosi semua tercetak dalam rangkaian presisi. ada kalanya, kita akan terlalu lelah tentang begitu latahnya dunia. dan itulah pilihan langkah, bukan dewasa yang terpaksa. ketika beranjak, berkurang usia, menginjak tua, memanjat doa, mengharap doa terbaik pada sang Kuasa. tanpa kita sadari, kita hanya sekedar mengharap, tanpa terimakasih dan embel embel sergap. sudah tahu dirikah kita ? bahwa apa yang kita nikmati adalah sepenuhnya campur tangan Tuhan sudah tahu dirikah kita ? bahwa semua yang tinggal sekarang, tidak akan selamanya bertahan. waktu dan keadaan menyeleksinya dengan sengit mengutu

TERIMAKASIH, YANG TERKENANG

kepadamu, yang pernah singgah. meski langkah kita tak lagi searah. padamu sang pemilik kuasa hati, meski rasaku masih belum mati. kepadamu, yang pernah memberi dekap yang terlalu aku gantungi harap yang pernah mengiringiku dalam derap, Terimakasih, Telah menjadi terang dalam gelapku, Runcing dalam tumpulku, Air dalam dahagaku, Tenang dalam arusku, Hal besar yang tidak memberatkanku. Hal yang patut aku simpan dalam dalam. Dan ketika aku membukanya esok aku mengucapkan terimakasih, sekali lagi.

KASTA

Kamu terlalu antik untuk kuabaikan. Aku terlalu sepele untuk kau pedulikan. Tak pernah sealam, tak pernah seruang. Seperti gunung dan pantai yang tak bisa senada.  Gunung bersama kegagahan, pantai bersama ketenangan. Bukan lagi senyawa. Kamu biru, Aku jelata. Kamu terlalu tinggi untuk kucapai. Aku terlalu bawah untuk kau ambil. Tak bisa kusalahkan kemana ia berlabuh hanya perkara cara memupuk rasa, beriringan dengan mengubur impian. Sudah, Itu tanggungjawabku, kamu cukup diam dan jangan menyerahkan diri. Atas nama hatiku, maaf. Jika perasaan ini terlanjur dalam.